Hadiah Teristimewa
Matahari sudah turun dari singasananya. Langit
seakan redup. Dan gumpalan awan cumulonimbus terlihat di arah selatan. Sheena
berjalan cepat. Hembusan angin menampar rambutnya yang terurai. Ia tak
mengikatnya lagi setelah mata pelajaran kimia. Saking kesal otaknya pun panas dan
menggerai rambutnya ketika menghitung rumus-rumus molekul yang tak pernahnya lihat. Sheena mengerutu
tidak jelas. Ia sudah sampai dihalte. Hanya
2 menit ia menunggu. Sheena pun bergegas naik. Sheena mengedarkan pandangan
melihat suasana bus. Baru ia sadari dirinya lah yang tidak punya handphone.
Mereka yang ada di bus ini sibuk dengan handphone mereka masing-masing. Dan ibu
yang duduk disebelah kiri Sheena pun
asik dengan handphonenya. Ibu ini mungkin sedang menelpon anaknya yang lagi
jauh meratau. Tak jarang Sheena mendengar percakapan mereka yang saling
berbalas rindu.
“Huh jadi ingat kak Sam” Sheena mendengus pelan. Pikiran
Sheena jauh menjelajah ke masa lalu. Ketika Kak Sam dan ayahnya masih ada di
Indonesia. Keluarga mereka sangat harmonis. Kalau mereka bertengkar melebihi
Tom and Jerry dan kompaknya melebihi Hunsel and Gretel. Sheena memegang
gantungan boneka beruang kecil yang berwarna coklat. Ini pemberian ayah sebelum
berangkat ke Timur Tengah untuk menjadi TKI. Dan kak Sam harus kuliah di
Jerman. Ia memang beruntung mendapat beasiswa kuliah disana. Ibu pastinya
merindukan mereka. Sudah 3 bulan Sheena
tidak berkomunikasi dengan mereka. Setelah handphonenya terjatuh di jalan. Ibu
belum mampu membelinya. Walau ibu seorang guru dan ayahnya seorang TKI. Tapi
kehidupan mereka mencukupi mampu makan 3 kali sehari tapi tak mampu membeli barang mewah
sekalipun. Dan sebagian uang mereka harus membeli obat untuk ibu.
Bus berhenti mendadak. Sheena tersadar dari
lamunannya. Ia pun turun dari bus. Memasuki gang sempit menuju rumahnya. Di
tembok gang itu banyak terdapat selebaran, poster bahkan barner. Dengan warna
yang kontras dan menarik, Sheena hanya sekilas melihatnya tak berminat
membacanya. Tapi setelah berjalan 3 meter dari depan gang. Kakinya berhenti
melangkah. Udara dingin mulai menyeruak melewati gang sempit ini. Mata Sheena
mencermati barner tersebut. Perubahan wajah Sheena terlihat jelas. Setelah
melihat barner tersebut. Bibirnya melengkung sempurna. Sheena mengambil barner
tersebut berniat membawanya pulang. Dan melanjutkan perjalanannya yang tinggal
2 meter lagi.
**
Nampaknya sebentar lagi hujan turun. Cahaya kilat
seperti ingin membelah tiap kaca jendela. Udara dingin menyusup dari celah
ventelasi. Sheena menarik selimutnya hingga menutupi seluruh badannya. Hanya
kepalanya yang terlihat. Sheena menatap langit kamarnya. Jam dinding
menunjukkan pukul 21.20. Tetapi dirinya enggan tidur. Ketika makan malam
bersama ibu, Sheena tak menceritakan tentang barner tersebut. Sheena takut
kalau ibu terlalu memikirkannya dan keinginannya. Sheena beranjak dari tempat
tidur. Ia mengambil barner tersebut dalam tasnya. Art World Competion. Monday,
on March 14th.2015. Perlombaannya berupa Dance dan Tari kreasi
bebas, Desain Poster, dan banyak lagi. Dengan hadiah yang mengiurkan. 100
samsung note 4 dan uang tunai setiap peserta yang berhasil menangkan setiap
kompetisi tersebut yang disponsori oleh
Samsung. Semua hadiahnya bermerk Samsung. Perusahaan elektronik terbesar
didunia. Menciptakan beberapa jenis smartphone akhir-akhir ini. Dengan kualitas
yang tak diragukan lagi. Apalagi jenis terbaru smartphone samsung yaitu Samsung
Note 4. Sheena hanya memandangi Samsung Note 4 dari sekian kata dan gambar
dalam barner ini. Hatinya nampak ragu
mengikuti acara ini. Matanya mulai sayup. Dan malam sudah menina bobokan Sheena.
Barner tersebut ada dipelukannya, mengharapkan ada mimpi indah dibalik acara
nanti.
**
Hari yang ditunggu pun akhirnya datang. Ketika hari
pendaftaran, Sheena dilanda dilema berat. Tanpa Sheena kehendaki, kakinya sudah
membawanya melangkah menuju tempat tersebut. Bahkan ibu belum mengetahui hal
ini.
Kemeja berwarna merah dan celana jeans sudah
dikenakan Sheena. Ia berdandan beberapa kali. Memastikan penampilannya. Sheena
tampak ragu jika teringat ibu. Ia melangkah menuju kamar ibu. Suara batuk ibu
tertangkap pendengarannya. Seperti batuk yang disembunyikan. Sheena melihat ibu tersenyum dengan
kehadirannya.
“Nak, kau rapi sekali. Inikan hari minggu” kata ibu,
sambil mencoba berbangun dari tempat tidur.
“A .. aku mau ke Gedung Agung bu, ada acara Art
World Competion. Tapi ibu sakit jadi aku batalkan saja”aku meraih tangan ibu.
“Pergilah nak ibu tak papa. Ibu tahu kau mengincar
hadiah smartphone itu” tutur ibu membelai lembut rambut Sheena. Diam-diam ibu
masuk ke kamar Sheena ketika ia terlelap. Posisinya yang memeluk selembar
barner itu. Bibir tipis Sheena melengkung sempurna. Ada air mata disudut
matanya. Air mata kebahagian.
“Doa akan Sheena bu”
“Pasti nak. Ibu tak sabar bisa menghubungi kakak dan
ayahmu”
Pasti bu. Aku berjuang
untuk memenangkan kompetisi ini. Sheena
membatin.
Matahari mulai merangkak naik. Ia bergegas
berangkat.
Sesampainya disana, begitu banyak peserta yang ada
di gedung Agung. Acaranya diatur begitu meriah dan mewah. Di depan gedung
diadakan bazar. Menjual berbagai produk bermerk Samsung. Degup jantungnya berdetak begitu cepat. Tetapi
tekadnya begitu kuat. Sheena menarik napas dalam-dalam. Menghembuskan lalu
mengucap basmallah. Ia memasuki ruang desain. Dengan peserta 30 orang yang ada
disana. Laptop sudah siap ditiap mejanya. Desain disini yaitu mendesain sebuah
poster dengan tema Kita Genggam IPTEK dengan Samsung. Dengan waktu 3 jam.
Mereka harus bertahan disana.
3 jam berlalu...
Huh. Tinggal
menunggu pengumuman bisik Sheena
dalam hati. Ia menghela napas berat.
Seperti membuang beban yang dipikulnya begitu lama. Harap-harap cemas mulai menyelinap
dalam dirinya.
Satu jam lamanya semua peserta menunggu hasil
mereka. Dengan proyektor LCD yang terpampang nyata didepan panggung. Nama
Sheena ada di ururan pertama dalam kompetisi desain.
Peserta yang menang diharap maju dan diberi
kesempatan untuk menyampaikan kesan dan terimakasih. Dibarisan kursi depan,
beberapa orang asing berjas rapi dengan dasi mereka tersenyum ketika satu per
satu peserta menaiki panggung. Sekarang giliran Sheena . tangannya agak
bergetar tapi ia harus mengontrol kegugupannya,.
“In the name of Allah The Most
Gracious, The Most Merciful. All praises to Allah, The Lord of the whole
universe and peace be upon Muhammad Rasul Allah. In this occasion, i give
thanks to the God. And my mother thanks for the prayer her. Thanks to Samsung’s
company that has held this event. The current
era of globalization, increasingly sophisticated technology and we
as young people should
use it with positive
activities. And not
screwing around.
Tepuk tangan meriah ketika Sheena mengakhiri kesan
dan terimakasihnya. Suaranya bergetar mencoba kemampuan bahasa inggrisnya yang
pas-pasan. Orang aisng itu tersenyum kearah Sheena.
Bingkisan yang didalamnya ada smartphone
Samsung Note 4, serangkai bunga serta
uang tunai 5 juta rupiah dibagikan untuk peserta juara pertama.
**
Gerbang menuju malam sudah dimulai, sesampainya
Sheena di rumah. Dengan penuh kegembiraan. Menenteng barang-barang tersebut
kerumah. Tak jarang orang-orang di bus
memperhatikannya.
“Assalammualaikum bu” Sheena tak sabar dengan
melihat ekspresi bahagia ibu. Ibu keluar dari kamar dan mendapati Sheena
membawa hadiah yang sangat istimewa baginya. Tak henti-hentinya ibu tersenyum
memuji Sheena.
“Ini berkat doa ibu” ucap Sheena. Lalu ciuman hangat
mendarat dikening ibu. Ada bendungan air mata dipelupuk mata ibu.
Sheena mencoba menghubungi ayah. Nomor ayah dan kak
Sam tak dapat dihapus dari memorinya walau berapa juta angka hitungan bahkan
hapalan rumus ekskak. Kami dapat melihat wajah Ayah bercakap lama dengan ayah
dan berganti lagi dengan kak Sam. Raut
wajah rindu nampak diwajah kami kepada mereka. Tak dapat digambarkan rindu yang
begitu besar kepada mereka. Tangis haru di malam yang cerah dan bulan nampak
menenguk dari jendela. Dan Tuhan selalu ada dan maha pengabul ketika kita
selalu berharap. Rindu ini sudah terbalas.
THE END